Buku Reclaim Your Heart ditulis oleh
Yasmin Mogahed, seorang warga Amerika kelahiran Mesir. Yasmin menerima gelar BS
dalam Psikologi dan Magister Jurnalisme dan Komunikasi Massa dari University of
Wisconsin-Madison. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Yasmin mengajar studi
Islam dan menjadi youth coordinator. Yasmin juga bekerja sebagai writing
instructor di Cardinal Stritch University dan seorang kolomnis Islam section
pada InFocus News.
Buku ini diterjemahkan oleh Nadya
Andwiani dan diterbitkan di Noura Books PT Mizan Publika. Ketika diminta untuk
membuat tulisan tentang persamaan dan perbedaan tradisi darimana buku ini
berasal dengan Indonesia, maka saya memilih untuk mengulas Amerika, karena
disebutkan bahwa Yasmin adalah warga negara tersebut.
Persamaan tentang kedua negara ini
yaitu sama-sama menganut asas demokrasi, saling menjunjung hak asasi manusia
(HAM), serta kebebasan beragama dan rasa saling toleransi yang tinggi. Sedangkankan
untuk perbedaannya tentu ada banyak. Beberapa hal yang membedakan kebiasan
orang-orang Indonesia dan Amerika yaitu dalam hal belajar orang Amerika lebih
memilih praktik sedangkan di Indonesia lebih cenderung ke teori. Hubungan seks
di Amerika tentu lebih bebas daripada di Indonesia. Orang Amerika cenderung
pakai tangan kiri saat makan sedangkan orang Indonesia pakai tangan kanan. Yang
lebih menonjol, orang Amerika lebih memilih gandum atau roti sebagai makanan
pokok sedangkan orang Indonesia pasti nasi selalu dicari.
Melalui buku Reclaim Your Heart saya
menemukan beberapa nilai-nilai ataupun kebiasaan yang cenderung berbeda dengan
mayoritas kebiasaan orang Indonesia. Namun hal ini tentu tidak bisa
digeneralisasi, karena tentang pola pikir tentu saja berbeda setiap orang tidak
tergantung di mana ia tinggal.
Perihal rasa hormat istri pada
suami. Orang Indonesia karena saking hormatnya pada suami, biasanya istri
bersikap nerimo atas perilaku suaminya. Hingga kekerasan dalam rumah tangga
dianggap hal tabu jika dikomunikasikan ke orang lain. Dalam buku ini, penulis
memiliki prinsip lain, bagaimanapun konsep hormat-menghormati bukan berarti
membenarkan kekerasan. Bukan kesabaran namanya jika menerima pelecehan terhadap
diri sendiri atau keluarga.
Tentang pengertian baik dan buruk. Umumnya
orang menganggap kesuksesan seperti meraih kekayaan, jabatan, ststus sosial,
adalah baik. Sedangkan kegagalan adalah hal buruk. Namun dalam buku ini penulis
memiliki definisi lain, yang dimaksud baik adalah saat segala sesuatu bisa mendekatkan
manusia pada Tuhannya. Sedangkan yang dimaksud buruk adalah saat segala sesuatu
termasuk kesuksesan semakin menjauhkan manusia dari Tuhannya.
Mengenai pertolongan. Orang-orang
biasanya meminta bantuan pada diri sendiri, keluarga, orang sekitar saat
kesusahan. Lalu melatakka Tuhan sebagai tujuan terakhir setelah semua pintu
tertutup. Padahal menurut penulis tidak begitu, baiknya Tuhan selalu menjadi
tujuan utama. Allah sangat dekat dengan kita bahkan lebih dekat dari urat nadi.
Bisa jadi Allah menutup semua pintu pertolongan dari orang lain karena di balik
pintu ada turunan yang membuat kita terjatuh. Sungguh Allah mengetahui apa-apa
yang baik untuk hambanya.
Untuk cara penulisan buku ini
cenderung sama dengan cara penulisan buku nonfiksi karya penulis Indonesia. Digunakan
metode bab per bab yang mengusung ide pokok berbeda tetapi saling
berkesinambungan antar lainnya. Hanya saja dalam beberapa tulisan ditambahkan
cerita yang bisa membuat pembaca lebih mudah memahami maksud yang ingin
disampaikan. Hal ini sepertinya patut ditiru oleh penulis Indonesia. Secara keseluruhan
buku ini mengajak pembaca untuk kembali kepada Allah, hanya Dialah
sebaik-baiknya pelindung dan tak akan memberikan kecewa kepada orang-orang yang
mencintai-Nya.
Komentar
Posting Komentar