Judul : The
Happy Prince and Other Tales
Penulis : Oscar Wilde
Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama
The Happy Prince
mengisahkan tentang sebuah patung seorang pangeran yang sangat indah. Dua batu safir berkilauan sebagai matanya, tubuhnya ditutupi helaian dedaunan
yang terbuat dari emas dengan hiasan batu-batu permata dan sebuah batu rubi
bersinar di pangkal pedangnya. Orang-orang menyebutnya Pangeran Bahagia. The
Happy Prince never dreams of crying for anything.
Pada suatu malam
datang seekor burung layang-layang yang singgah untuk beristirahat, ia
sebenarnya hendak menyusul teman-temannya ke Mesir. Saat merebahkan kepala, tiba-tiba setetes air jatuh di tubuhnya. Awalnya ia mengira itu hujan,
cuaca di Eropa Utara memang buruk pikirnya. Namun saat tetesan ketiga burung layang-layang
mendongakkan kepala, ternyata patung Pangeran Bahagia sedang menangis.
Saat ditanya penyebabnya, patung itu menjawab bahwa semasa hidupnya pangeran tidak mengenal air mata. Ia
tinggal di Istana Sans Souci, saat siang hari bermain dengan teman-temannya dan
malam hari diadakan pesta tari di aula istana. Di sepanjang taman dinding
tinggi berdiri kokoh, ia tidak pernah bertanya apa yang ada di baliknya.
Kehidupan
yang sangat sempurna membuatnya selalu bahagia hingga penasehat kerajaan memanggilnya Pangeran Bahagia.
Namun ketika ia sudah meninggal dan dijadikan sebagai patung yang ditempatkan
pada tempat yang sangat tinggi, pangeran baru melihat
penderitaan di kotanya, ia tak bisa menahan kesedihannya. Though my hearts is made
of lead yet I cannot chose but weep.
Awalnya pangeran
meminta tolong kepada burung layang-layang untuk memberikan batu rubi di
pangkal pedangnya kepada seorang wanita penjahit yang kurus letih, anaknya
sedang terbaring sakit. Burung itu pun menuruti. Pada malam selanjutnya
seharusnya burung layang-layang hendak berangkat ke Mesir tetapi Pangeran
meminta untuk tinggal semalam lagi, ia menyuruh burung layang-layang memberikan
sebuah batu safir kepada seorang pemuda yang tidak bisa menyelesaikan naskah
teaternya karena kedinginan dan tidak sanggup membeli kayu bakar maupun
makanan. Malam berikutnya pangeran memaksa burung laying-layang memberikan sisa
batu safir di sebelah matanya untuk gadis penjual korek api yang seluruh korek
apinya jatuh ke parit dan basah, ayahnya pasti memukulinya dan marah.
"It is
curious," he remarked, "But I feel quite warm now, although it is so
cold."
"That
is because you have done a good action," said the Prince.
Kini pangeran telah
buta, karena itu burung layang-layang mengurungkan niatnya untuk ke Mesir. Ia
memutuskan menetap dan menemani pangeran. Atas perintah pengeran burung layang-layang terbang ke kota kemudian menceritakan apa yang
dilihatnya kepada pangeran. Permintaan pangeran pun bertambah, ia meminta
burung layang-layang mencabuti helai demi helai daun emas yang menutupi
tubuhnya untuk diberikan kepada orang – orang miskin. Hingga kemudian patung
pangeran bahagia tampak lusuh, little better than a beggar.
Selain kisah The
Happy Prince masih ada enam cerita pendek lainnya dalam buku ini. The
Nightangle and The Rose bercerita tentang pengorbanan burung bul-bul betina yang rela
mati demi seorang lelaki muda yang sedang mencari mawar merah untuk diberikan
kepada gadis yang ia cintai. The Selfish Giant mengisahkan keegoisan
raksasa yang membuat musim dingin tidak pergi dari tamannya. The Devoted
Friend menggambarkan sikap seorang lelaki yang begitu lihai memanfaatkan
temannya yang sangat setia. The Remarkable Rocket berkisah tentang
roket sombong yang akhirnya terkena imbasnya sendiri. The Sphink Without A Secret bercerita
tentang seorang lelaki yang jatuh cinta pada wanita misterius. Terakhir, The
Birthday of The Infanta mengisahkan tentang kemalangan seorang cebol buruk
rupa yang sering ditertawakan padahal hatinya baik.
Semua cerita memiliki
banyak pesan moral yang dikemas dengan suasana menyayat hati. Sikap-sikap yang
diperankan oleh para tokoh seakan menggambarkan seluruh realita yang ada di
kehidupan sehari-hari. Menurut
saya dongeng-dongeng ini tidak cukup hanya dibaca untuk anak-anak tetapi juga
orang-orang dewasa yang sebenarnya lebih butuh untuk diwaraskan.
Jika dalam dongeng
ini Pangeran Bahagia yang sudah mati diberi kesempatan untuk memberikan hartanya lewat burung layang-layang, lalu bagaimana nasib kita nanti?
Semoga hati kita selalu tergerak untuk berbagi sebelum ajal menghampiri.
"Bring me the two most
precious things in the city," said God to one of His Angels , and the
Angel brought Him the leaden heart and the dead bird.
"You have rightly
choosen," said God, "for in my garden of Paradise this little bird
shall sing for evermore, and in my city of gold the Happy Prince shall praise
me.
#tantangan3
#level4
#onedayonepost
#ReadingChallengeOdop
Pernah baca cerita yang pangeran deh, tp yg lain belum. Jadi penasaran.
BalasHapusYuk baca Kak di ipusnas ada 😁
Hapus