Tamu
spesial kelas fiksi kali ini lahir di Rembang, 14 Desember 1992, nama
lengkapnya yaitu Mohammad Umar Muwaffiq dengan nama pena Umar Affiq. Penulis
satu ini punya banyak hobby juga loh, selain nonton naruto, baca komik naruto,
dan membaca? Dulu sih sempat suka menggambar tapi sekarang jarang banget oret2
kertas. Duh intinya hobbynya apa sih hehe pusing saya.
Nah kalo
ada niatan mentraktir Kak Umar bisa nih mengintip menu makanan favoritnya.
Laki-laki dengan angka kesukaan 7 ini menyukai lontong tahu atau tahu lontong,
mie ayam (agak pilih2), bakso (gak pilih2) tapi belakangan ini ingin jadi
herbivora dan meninggalkan daging-daging, suka sama buah anggur dan tidak suka
pada buah yang memiliki tekstur butir2 kecil kasar seperti kersen atau baleci.
Sebagai
penulis pasti punya favorit dong, siapa hayo? Penulis favorit Kak Umar yaitu Eka
Kurniawan, Eko Triono (dalam cerpen yang bukan eksperimental), Budi Darma, M.
Aan Mansyur. Tapi katanya sih daftar nama ini hanyalah daftar sementara yang
bisa berubah sewaktu-waktu tanpa memberitahu pemilik namanya.
Tidak
diragukan lagi Kak Umar sudah punya banyak karya yang cukup fenomenal. Sayangnya
saya belum punya satu pun hiks. Karya tulis kak Umar di antaranya beberapa
puisi, resensi dan cerita pendek sempat tersebar di media luring dan daring.
Pernah dapat juara 2 lomba nulis resensi divapress dan ini menjadi pijakan
pertama buat terus nulis. 2015 juara 1 lomba cipta cerpen yang diadakan Gerakan
Tuban Menulis, 2015 masuk long list lomba cerpen
tamanfiksi.co. 2016 masuk
nominasi lomba cerpen santri nasional oleh
Kemenag RI, 2017 memenangi kompetisi cerpen Kampus Fiksi Emas #4 dengan cerpen
Hari Anjing-Anjing Menghilang. 2018 menerbitkan buku kumpulan cerpen pertama
dengan judul Di Surga, Kita Dilarang Bersedih
Sudah cukup ya kenalan sama Kak Umarnya, sekarang yuk
kita intip obrolan Kak Umar dengan peserta tentang Menggali Ide. Oh ya diskusi
kali ini dimoderatori oleh Mbak Hiday Nur ya teman-teman.
Tanya : “Jadi, kak, dari mana biasanya dirimu menemukan ide?”
Jawab : “Oke. Dalam beberapa cerpenku,
aku menemukan ide dari mimpi. Jadi ketika aku tidur ran bermimpi sesuatu dan
masih teringat sampai bangun, kalau mimpi itu menarik akan kutulis dalam draf. Selain dari mimpi kadang dari bacaan.
Kalau pas baca karya siapa gitu, dan tertarik, aku tandai biasanya.”
Tanya : “Dimana biasanya menulis draftnya Mas?”
Jawab :
“Kadang di status WA. kadang di grup, kadang di note pribadi. Kadang langsung
tulis di laptop.”
Tanya : “Pernah nggak lupa mimpi tapi kayaknya penting banget dan kamu tersiksa
karena ingin menulisnya tapi tak tahu itu apa? Apa yg kamu lakukan biasanya?”
Jawab : “Ikhlaskan saja sih. Wong udah lupa. Ide itu rejeki, kalo emang itu
rejeki kamu ya gak bakal ilang gitu aja. Maaf mendadak relijies.”
Tanya : “Kadang mimpi itu hanya kita ingat saat terbangun. Ketika sudah pagi
atau lewat hari, suka lupa? Bagaimanakah itu? Apakah cerita yang bersumber dari
mimpi lebih aman difiksikan?”
Jawab : “Soal aman tidaknya tergantung gimana kita menceritakannya ya. Ada yang
pernah nonton movie Kimi no Nawa? Itu pembukaannya menginspirasi buat dijadiin
cerpen lho.
Yang aku maksud, kurang lebih
begini: Kadang2 aku terbangun dari mimpi dan tiba2 menangis. Ini sesuatu banget
menururku. Dari sini aku jadi bayangkan tentang seseorang yang belum pernah
bermimpi dan tiba2 bermimpi. Kemudian dia begini-begini dan begini. Karena
meresa terganggu oleh sesuatu yang baru.
Tanya : “Kalau sudah dapat ide,dan ternyata kebanyakan. Ide mana dulu yang harus
ditulis lebih dulu?”
Jawab : “Mana yang disuka saja mba... masak ginian mau istikhoroh segala.
Bhahaha... ops...”
Tanya : “Oke setelah menemukan ide, bagaimana biasanya kamu akan meramunya
menjadi sebuah cerpen. Kan ada tuh ya, udah tau mau nulis apa tapi bingung,
harus dari mana?”
Jawab : “Aku tulis aja dulu biasanya. Baru nanti mikir ide ini bagusnya
diginiin. Ini ngerjakannya pakai insting sih menurutku.”
Tanya : “Btewe, di buku kumcer kak umar yg tuebeel itu kan macem2 ya isinya
(yang penasaran buruan pesen keburu habis), kalo kataku sih itu itu jurnal dan
catatan2 kejadian yang dicerpenkan. Berapa persen kak umar memberikan unsur
dramatisasi kejadian nyata untuk dicerpenkan?”
Jawab : “Kejadian nyatanya hanya sekelumit saja. Sisanya biar imajinasi yang
mengatasi.”
Tanya : “Kak Umar kulihat suka alur yg pelan ya. Maksudnya 1 aja premis sederhana
bisa jadi satu cerita pendek yang cukup panjang. Kok suka model plot gitu
kenapa?”
Jawab : “Aku lihat beberapa cerpen koran sukanya main ubek2 di situ2 doang,
jadi mau gak mau juga main ke situ. Main ubek2an. Tapi gini sih, kalo cerpen
dengan plot cepat itu rawan lho... rawan kebaca bahwa penulisnya keburu2. Tapi
tinggal penuangannya sih... Kalo plot yang sat-set biasanya kupakai buat verpen
yang aksi, kayak dalam cerpen Memenggal Kepala Sang Raja.
Tanya : “Bagaimana cara mencari inspirasi dari hal yang sederhana menjadi luar
biasa, Apakah ada triknya? Semoga bisa dibagi beberapa kiatnya juga berdasarkan
pengalaman Abang selama ini?”
Jawab : “Aku merasa masih sederhana saja dan belum luar biasa. Meski demikian
aku akan mencoba menjawabnya. Pertanyaannya adalah "bagaimana cara
mencari". Siapkan peralatan pencarianmu setiap waktu. Bila ada sesuatu
yang menarik, kantongi dia. Proses pencariaan tidak hanya yang bisa ditangkap
indera penglihatan saja ya. Gunakan berbagai indera. Atau misalkan kamu fokus
satu saja. Misal nih. Sekarang kamu bayangkan dirimu berdiri di bawah matahari
pukul 11 siang di tepi jalan. Gunakan indera pendengar saja. Kamu bisa
menjadikan cerpen dari sini.
Tanya : “Ide dan semangat itu kan tidak ubahnya seperti iman. Kadang naik,
kadang turun ....
Apa Kak Umar pernah merasakan
ide atau semangatnya turun drastis alias down? Bagaimana menyikapi saat
semangat itu turun, agar bisa kembali bangkit dan nggak berlarut-larut dalam
keadaan tersebut?”
Jawab : “Relijies banget pertanyaannya.. subhanallah... Tapi untuk urusan iman
konsultasinya sama ustajah Hiday Nur aja ya. Untuk semangat nulis nih. Hal yang
perlu ditanyakan ada gak sih yang bikin kamu semangat nulis? Oke oke... aku
pernah kehilangan semangat nulis, bahkan, jangankan nulis, baca aja gak
semangat. Kurasa semua penulis peenah kok ngalami fase ini. Dinikmati aja.
Kepalamu bukanlah kepala M Aan Mansyur yang pernah bilang: "kepalaku
kantor paling sibuk sedunia." Dinikmati aja. Baca yang ringan2 dulu,
nonton film, main ke pantai atau gunung, lalu nulis lagi.
Tanya : “Menurut kakak, untuk pemula lebih baik menulis kisah apa? Nyata,
fantasi atau...? Bagaimana cara menemukan jati diri yang sesungguhnya, atau
kalau nulis Passion atau yang cocok dengan aku "ini"?? Maaf banyak
bertanya, karena masih pemula dan haus ilmu ????
Mohon pencerahannya??????
Jawab : “Untuk pemula mungkin kamu bisa belajar dari nulis surat ya. Kamu bisa
baca cerpen Trilogi Alina karya Seno Gumira Ajidarma untuk belajar. Itu cerpen
surat yang bagus. Dan menulis cerpen model surat gini, meskipun udah agak basi
tapi cukup bagus buat melatih imajinasi kamu.”
Tanya : “Kak Umar biasanya dapat ide nulis dari mana yang paling dominan?”
Jawab : “Aku merasa pindah-pindah dan musiman ya. Jadi belum ada yang menurutku
dominan. Kalo ditanya dari mana ide datang, bisa dari mana saja. Dari tempat
ziarah, dari film, dari nontom wayang, dari baca buku, dari macem2...”
Tanya : “Kak Umar Bagaimana agar ide kita nggak alay?”
Jawab : “Mungkin kamu bisa jelaskan mana yang kategori ide yang alay sama yang
enggak alay?”
Tanya : “Kalau kita dapet ide nih misal ya kak. Terus cara mengembangkan ide
biar nggak ngalor ngidul ga puguh gmn caranya??”
Jawab : “Dalam drafku beberapa kali aku membuat bagan adegan. Biasanya aku tulis
satu atau dua kalimat yang bisa menandai ide adegan. Buat bagan ini dari awal
sampai akhir. Dari tiap kalimat biasanya bisa aku kembangkan menjadi beberapa
pargraf. Gitu aja aih biar fokus.”
Tanya : “Bagaimana cara membuat judul yang mengharu biru?”
Jawab : “Ini soal rasa sih... karena soal rasa, perlu olah rasa. dan bahan bacaan
juga sangat berpengaruh. Perihal judul, kamu bisa mencoba hal-hal ini:
1. Memetik dari puisi, Semusim
dan Semusim Lagi (Novel Andlina Dwi Fatma), Yang Fana Adalah Waktu, Kita Abadi
(Novel Sapardi Djoko Damono)
2. Membuat pertanyaan: Agama
Apa yang pantas bagi pohon-pohon? (Eko Triono)
3. Menggunakan pernyataan
pengumuman: Hanya Anjing yang Boleh Kencing Di Sini (cerpen Mashdar Zainal),
Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (Seno Gumira Ajidarma)
4. Menggunakan angka: 1984, 5
cm, Fahrenheit 451
5. Tentukan gayamu sendiri
Oya, dalam menulis puisi kalau
gak salah ada sesuatu yang bernilai plus bila ada perulangan bunyi
"ng" "ah" di akhir. Ini juga bisa dipakai dalam menulis judul
maupun dalam badan cerpen. Biar terkesan liris. Contohnya: Padang Ilalang di
Belakang Rumah karya NH DIN
Tanya : “Judul buku DKDB (kenjangan mau ngetik judulnya) itu inspirasinya dr
mana? Apa terinspirasi dr Surga yang tak
dirindukan 2 ?
Jawab : “Judul ya? Judul itu terinspirasi judul Dilarang Menyanyi di Kamar
Mandi. Jadi aku ingin menulis ttg surga para hewan. Lalu berpikir, selain buah
khuldi kira2 apa ya yang dilarang di surga?
Oh ya
tambahan dari Kak Umar mengenai ide dari mimpi, Kak Umar mengatakan bahwa ide
dari mimpi tidak melulu menuliskan (menumpahkan apa yang kita mimpikan ke
naskah), kita bisa menuliskan kondisi kita pasca mimpi itu atau sebelum mimpi
itu. Dan mimpi itu sebagai bahan konflik saja. Baiklah sekian resume diskusi
kelas fiksi minggu lalu. Jadi sudah menemukan ide tulisan apa hari ini?
Komentar
Posting Komentar